Sinar-X atau sinar Röntgen adalah
salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam
jangka 30 PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar
medis dan Kristalografi sinar-X. Sinar-X adalah bentuk dari radiasi ion dan
dapat berbahaya.
Sinar X dalam Fisika - Sinar X
ditemukan pada tanggal 8 November 1895 oleh Wilhelm Conrad Roentgen seorang
profesor Fisika dan rektor Universitas Wurzburg di Jerman. Roentgen melakukan
penelitian dengan menggunakan tabung sinar katoda. Dinamakan Sinar X karena “X”
menyatakan besaran yang tidak diketahui. Atas penemuannya, Roentgen mendapatkan
hadiah Nobel yang pertama dalam Fisika pada tahun 1901.
Gambar 1. Tabung Sinar – X
TERJADINYA SINAR-X
1.
Sinar
X Karakteristik
Sinar X yang terbentuk melalui proses perpindahan
elektron atom dari tingkat energi yang lebih tinggi menuju tingkat energi yang
lebih rendah. Sinar X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai energi yang
sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi elektron tersebut.
2.
Sinar
X Bremsstrahlung
Sinar X yang diproduksi dengan jalan menembaki target
logam dengan elektron cepat dalam suatu tabung vakum sinar katoda. Elektron
sebagai proyektil dihasilkan dari pemanasan filament yang juga berfungsi
sebagai katoda. Elektron dari filament dipercepat gerakannya menggunakan
tegangan listrik berorde 102 – 106 Volt. Elektron yang bergerak sangat cepat
itu akhirnya ditumbukkan ke target logam bernomor atom tinggi dan suhu lelehnya
juga tinggi. Target logam ini sekaligus juga berfungsi sebagai anoda. Ketika
elektron berenergi tinggi itu menumbuk target logam, maka sinar X akan
terpancar dari permukaan logam tersebut. Sinar X yang terbentuk melalui proses
ini mempunyai energi maksimal sama dengan energi kinetic elektron oada saat
terjadinya perlambatan.
BERKAS SINAR-X DAN PEMBENTUKAN CITRA
Berkas
sinar-X dalam penyebaranya dari sumber melalui suatu garis yang menyebar ke
segala arah kecuali dihentikan oleh bahan penyerap sinar-X. Oleh karena itu,
tabung sinar-X ditutup dalam suatu rumah tabung logam yang mampu menghentikan
sebagian besar radiasi sinar-X, hanya sinar-X yang berguna dibiarkan keluar
dari tabung melalui sebuah jendela/window. Sinar-X adalah foton foton yang
mempunyai energi tinggi, karena elektron memancarkan energi maka energy kinetik
elektron akan berkurang dan akhirnya akan kehilangan seluruh energi kinetiknya.
Jadi
dalam proses ini akan terjadi spectrum kontinyu, spektrum tersebut mempunyai
frekuensi cut off (batasan) atau panjang gelombang cut off yang tergantung pada
potensial percepatan. Elektron-elektron yang ditembakan akan mengeksitasi
elektron dalam atom target. Jika elektron yang ditembakkan cukup besar
energinya maka akan mampu melepaskan elektron target dari kulitnya. Kemudian
kekosongan kulit yang ditinggalkan elektron akan diisi oleh elektron yang lebih
luar dengan memancarkan radiasi. Transisi ini akan menyebabkan sederet baris
(garis-garis) spectrum yang dalam notasi sinar- X disebut garis-garis Kα, Kβ,
Kγ dan seterusnya.
Pada
sistem pencitraan sinar-X diperlukan tegangan tinggi, dengan tujuan agar dapat
dihasilkan berkas sinar-X. Untuk itu rangkaian listriknya dirancang sedemikian
rupa sehingga tegangan tingginya dapat diatur dengan rentang yang besar yaitu
antara 30 Kv sampai 100 kV. Jika kVnya rendah maka sinar- X memiliki gelombang
yang panjang sehingga akan mudah diserap oleh atom dari targed (anoda),
kemudian disebut sebagai soft x-ray.
Radiasi
yang dihasilkan dengan pengaturan tegangan yang cukup tinggi maka akan
dihasilkan sinar-X dengan daya tembus yang besar dan panjang gelombang yang
pendek. Sinar-X merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat menembus suatu
bahan, tetapi hanya sinar-X yang mempunyai energi yang tinggi yang dapat
menembus bahan yang dilaluinya, selain itu akan diserap oleh bahan tersebut.
Sinar-X yang mampu menembus bahan itulah yang akan membentuk gambar atau
bayangan.
Gambar 2. Foto Rontgen
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA CITRA
1.
Pengaruh Arus (mA)
Arus akan berpengaruh pada intensitas sinar-X atau
derajat terang/brightnees. Dengan peningkatan mA akan menambah intensitas
sinar-X dan sebaliknya. Oleh sebab itu derajat terang dapat diatur dengan
mengubah mA.
1.
Pengaruh
jarak dan waktu pencitraan (exposure)
Di samping arus (mA) jarak dan waktu pencitraan juga
berpengaruh pada intensitas. Waktu exposure yang lama juga akan meningkatkan
intensitas dari sinar-X. Untuk itu dalam setiap pengoperasian pesawat sinar-X
selalu dilakukan pengaturan waktu (S) dan arus (mA) atau biasa disebut dengan
mAS yang bergantung pada obyek yang disinari. Jika tabung didekatkan pada obyek
maka intensitas akan naik dan hasil gambar jelas dan terang. Sebaliknya jika
tabung dijauhkan dari obyek maka intensitas akan menurun. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa cahaya dan sinar-X merambat dalam pancaran garis lurus yang
melebar.
2.
Pengaruh
Tegangan (kV)
Tegangan tinggi merupakan daya dorong elektron di dalam
tabung dari katoda ke anoda. Supaya dapat menghasilkan sinar-X daya dorong ini
harus kuat sehingga mampu menembus obyek. Dengan demikian perubahan kV sangat
berpengaruh terhadap daya tembus sinar- X.
2.
Penyerapan Sinar-X
Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan tergantung pada tiga
faktor sebagai berikut :
1.
Panjang
gelombang sinar-X
Jika kV rendah maka akan dihasilkan sinar-X dengan
gelombang yang panjang dan sebaliknya dengan kV tinggi maka panjang gelombang
sinar-X akan semakin pendek.
2.
Susunan
obyek yang terdapat pada alur berkas sinar-X
Penyerapan sinar-X oleh suatu bahan juga tergantung pada
susunan obyek yang dilaluinya, sedangkan susunan obyek tergantung pada nomor
atom unsur, misalnya nomor atom alumunium lebih rendah dari nomor atom tembaga.
Ternyata penyerapan sinar-X alumunium lebih rendah dari penyerapan sinar-X oleh
tembaga. Timah hitam mempunyai nomor atom yang besar, maka daya serap terhadap
sinar-X juga besar.
3.
Ketebalan
dan kerapatan obyek
Bahan yang tebal akan lebih banyak menyerap sinar-X
dibanding dengan bahan yang tipis, tentunya pada unsur yang sama. Penyerapan
sinar-X oleh tubuh manusia pada proses photo Rontgen dapat dijelaskan sebagai
berikut. Tubuh manusia dibentuk oleh unsur-unsur yang sangat komplek. Oleh
sebab itu, penyerapan sinar-X oleh tubuh pada proses Rontgen tidak sama,
misalnya tulang akan lebih banyak menyerap sinar-X dibanding dengan otot atau
daging. Bagian tulang yang sakit atau daging akan lebih besar menyerap sinar-X
dibanding kondisi normal. Usia juga akan menjadi penyebab perbedaan penyerapan
sinar- X. Tulang orang tua yang telah kekurangan kalsium, maka penyerapan
sinar-X akan berkurang dibanding tulang anak muda.
INSTRUMENTASI PESAWAT SINAR-X
Pesawat
sinar-X adalah pesawat yang dipakai untuk memproduksi sinar-X. Untuk dapat
menghasilkan suatu pencitraan sinar-X diperlukan beberapa instrumetasi yang
baku sebagai berikut :
1.
Tabung sinar-X
2.
Trafo Tegangan Tinggi
3.
Instrumentasi control
Instrumentasi kontrol terbagi menjadi 5 modul yaitu :
a.
modul Power supplay (Catu daya DC )
b.
modul pengatur tegangan (kV)
c.
modul pengatur arus (mA)
d.
modul pengatur waktu pencitraan (S)
e.
modul Kendali sistem
f.
catu daya AC dari sumber PLN.
Keadaan fisik dari Sinar X yang
menjadi sifat-sifat dari Sinar-X antara lain adalah daya tembusnya besar dengan
frekuensi yang tinggi, memiliki berkas sinar yang lurus dan koheren, dalam
medan magnet maupun medan listrik tidak dibelokkan karena tidak bermuatan,
dapat menghitamkan plat film, dan dapat menyebabakan bahan flouresens berpendar
serta Sinar X dalam Fisika termasuk dalam Gelombang Elektromagnetik.Dalam
perkembangannya, Sinar X telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang
kehidupan manusia. Salah satunya adalah penggunaan Sinar X dalam bidang medis
yaitu untuk proses foto Roentgen pada organ tertentu tubuh manusia atau terapi,
seperti CT Scan untuk tubuh ataupun kepala. Selain itu Sinar X umumnya
digunakan dalam diagnosis gambar medikal dan Kristalografi Sinar X.
Tahun
1895 itu Roentgen sendirian melakukan penelitian sinar X dan meneliti
sifat-sifatnya. Pada tahun itu juga Roentgen mempublikasikan laporan
penelitiannya. Berikut ini adalah sifat-sifat sinar-X:
·
Sinar-X
dipancarkan dari tempat yang paling kuat tersinari oleh sinar katoda.
·
Intensitas
cahaya yang dihasilkan pelat fotoluminesensi, berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara titik terjadinya sinar-X dengan pelat fotoluminesensi.
Meskipun pelat dijauhkan sekitar 2 m, cahaya masih dapat terdeteksi.
·
Sinar-X
dapat menembus buku 1000 halaman tetapi hampir seluruhnya terserap oleh timbal
setebal 1,5 mm.
· Pelat
fotografi sensitif terhadap sinar-X.
·
Ketika
tangan terpapari sinar-X di atas pelat fotografi, maka akan tergambar foto
tulang tersebut pada pelat fotografi.
·
Lintasan
sinar-X tidak dibelokkan oleh medan magnet (daya tembus dan lintasan yang tidak
terbelokkan oleh medan magnet merupakan sifat yang membuat sinar-X berbeda
dengan sinar katoda).
Sinar X dalam Fisika adalah bentuk
dari radiasi ion dan dapat berbahaya.
Tabung Sinar X terdiri dari sebuah tabung hampa yang diberi dua buah
elektroda yaitu anoda dan katoda serta filamen pemanas. Katoda yang telah
dipanaskan akan melepas elektron-elektron. Akibatnya adanya beda potensial yang
di berikan antara anoda dan katoda yang berasal dari sumber tegangan tinggi,
maka elektron-elektron dari katoda akan tertarik ke anoda. Pada saat
elektron-elektron menumbuk anoda, mereka diperlambat sehingga tenaga kinetiknya
berubah menjadi panas dan Gelombang Elektromagnetik, yang tidak lain adalah
Sinar X. Peritiwa tersebut sering dinamakan Bremstahlung.
Spektrum Sinar X yang dihasilkan
oleh tabung sinar X terdiri atas dua bagian, yaitu bagian yang kontinue akibat
gerakan elektron-elektron yang diperlambat dan bagian diskrit (tampak sebagai
puncak-puncak spektrum) sebagai akibat elektron-elektron dari katoda ada yang
menumbuk elektron atom anoda sehingga terpental meninggalkan lintasannya dan
terjadilah kekosongan elektron pada kulit atom anoda tersebut (yang biasanya
kebolehjadian paling besar, terjadi pada kulit bagian dalam). Kekosongan pada
kulit atom-atom anoda tersebut akan segera diisi oleh elektron-elektron dari
kulit sebelah luarnya, yang disertai oleh pancaran tenaga transisi sebagai
Sinar X Karakteristik, dimana tenaganya atau panjang gelombangnya bersifat
diskrit yang merupakan ciri atau karakter dari bahan anoda tersebut, sehingga biasa
pula disebut Sinar X Karakteristik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar