PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mencoba mencari
peluang baru di luar bisnis jalan tol JSMR telah memproyeksikan akan
adanya kontribusi lini bisnis baru tersebut bagi pendapatan konsolidasi
tahun depan. Rencananya, Jasa Marga akan mengandalkan bisnis properti,
fiber optik, dan jasa pemeliharaan sebagai kontributor pendapatan non
jalan tol. Namun, pengembangan bisnis non jalan
tol, masih tetap bersinggungan dengan bisnis utama yakni jalan tol.
Misalnya usaha properti yang rencananya akan dikembangkan di lahan yang
bersinggungan dengan ruas jalan tol Jasa Marga. Kemudian, bisnis kabel
fiber optik juga akan ditanam tak jauh dari sisi jalan tol. Sedangkan
usaha usaha pemeliharaan langsung berhubungan dengan bisnis jalan
tolnya.
Untuk menyukseskan bisnis properti ini,
anak usaha JSMR sudah gencar belanja lahan sepanjang tahun ini.
Manajemen menargetkan pada kuartal I-2015, PT Jasa Marga Properti bisa
mempersiapkan pekerjaan konstruksi. Untuk lini bisnis properti ini
manajemen JSMR sudah menyediakan anggaran belanja modal sekitar Rp 100
miliar sampai Rp 150 miliar. Jasa Marga Properti saat ini telah
memiliki lahan seluas lima hektare di Surabaya, dan Jakarta. Lahan itu
diperoleh melalui proses akuisisi serta sisa pembebasan lahan untuk
proyek jalan tol yang sudah mereka lakukan. Untuk menyukseskan rencana
pencarian lahan strategisnya lagi, Jasa Marga sudah menggelontorkan dana
Rp 80 miliar di tahun 2013 dan sebesar Rp 120 miliar di tahun 2014. Hingga kuartal III-2014, JSMR mencetak
laba bersih sebesar Rp 1,14 triliun, atau naik 11,3% dari Rp 1,02
triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba didorong
kenaikan pendapatan (di luar pendapatan konstruksi) sebesar Rp 5,23
triliun, naik 16,3% dari Rp 4,47 triliun pada periode yang sama setahun
lalu.
Pendapatan tersebut ditopang oleh
peningkatan pendapatan tol sebesar 14,9% menjadi Rp 4,85 triliun,
disusul pendapatan lain yang naik 37,6% menjadi Rp 381,87 miliar dari Rp
277,51 miliar setahun lalu. Peningkatan pendapatan tol didukung oleh
penambahan pengoperasian ruas baru Perseroan, yang terdiri dari Jalan
Tol Semarang-Solo Ruas Ungaran-Bawen (12,3 km), Jalan Tol Bogor Outer
Ring Road Seksi IIA Kedung Halang-Kedung Badak (2 km), dan Jalan Tol
JORR W2 Utara (7,9 km). Sementara EBITDA tumbuh 9 persen
menjadi Rp 2,96 triliun dari Rp 2,55 triliun setahun lalu, dengan margin
sebesar 56 persen. Perseroan baru menggunakan Rp 3 triliun dari total
belanja modal (capital expenditure/ capex) tahun 2014 sebesar Rp 5,4
triliun. Aset Perseroan juga naik 11 persen menjadi Rp 31,38 triliun. Menilik kabar dari lantai bursa
perdagangan saham Jumat (28/11/14), saham JSMR dibuka pada level 6,800
dalam kisaran 6,700 – 6,800 dan volume perdagangan saham JSMR mencapai
1,2 juta lot saham. Analyst Vibiz Research Center melihat
sisi indikator teknikal, harga saham JSMR sejak pertengahan bulan
Oktober terlihat terus mengalami pergerakan penguatan. Indikator MA
sudah bergerak sepanjang bolinger band atas. Selain itu indikator
stochastic mulai bergerak flat di area jenuh beli.
Sementara indikator ADX terpantau
bergerak naik didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan
pergerakan JSMR dalam penguatan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung
fundamentalnya, diprediksi laju JSMR masih akan menguat dan menunggu
sentimen fundamental yang menggerakan JSMR. Saat ini level support
berada pada Rp6500 hingga resistance Rp7100.
sumber: http://vibiznews.com/2014/11/28/kembangkan-bisnis-properti-dan-fiber-optik-saham-jsmr-dalam-koreksi-teknikal/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar